Artikel Terbaru

Tuesday, November 19, 2013

Olahraga untuk Penderita Diabetes

Tuesday, November 19, 2013 - 0 Comments

Menjaga gula darah agar tetap stabil merupakan hal wajib bagi para penderita diabetes. Tidak hanya harus mengatur pola makan, penderita diabetes juga harus berolahraga secara teratur. Cara ini, bisa mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes. Menurut American College of Sports Medicine , penderita diabetes sebaiknya berolahraga setiap hari. Namun, sebelum olahraga ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi hipoglikemia (kadar gula darah rendah secara abnormal) atau hiperglikemia (kadar gula darah tinggi secara abnormal) dan memperburuk kondisi tubuh.

Cara Berolahraga yang Aman Bagi Penderita Diabetes

Agar efek olahraga makin maksimal dan tentunya aman bagi penderita diabetes, harap perhatikan hal-hal berikut:
  • Bicarakan pada dokter Anda jenis olahraga yang sebaiknya dilakukan. Dan, pastikan instruktur mengetahui kondisi kesehatan Anda. Ada tiga macam olahraga: aerobik, peregangan, dan beban. Aerobik yang paling sederhana adalah jalan kaki, treadmill, dan naik sepeda. Bila Anda sulit berjalan, lakukan gerakan seperti orang bertinju.
  • Dianjurkan untuk melakukan olahraga yang berintensitas rendah, seperti yoga atau pilates, bagi yang memiliki masalah penglihatan karena diabetes. Itu karena gerakan yang sangat aktif bisa memperparah kondisi mata.
  • Konsumsi cemilan yang mengandung karbohidrat tinggi jika kadar gula <100 mg/dL. Anda bisa mengonsumsi buah, yogurt atau biskuit cracker.
  • Minum air putih sebelum, saat dan setelah berolahraga. Jangan sampai tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan kadar gula darah.
  • Pakai tanda pengenal yang menunjukkan Anda adalah diabetesi -terutama jika Anda berolahraga sendirian.
  • Periksa denyut nadi sebelum olahraga. Denyut maksimal adalah 220 dikurangi usia (contoh: usia 40, denyut maksimal 180 kali/menit). Tapi yang harus dicari adalah denyut optimal yaitu 60-70 persen dari denyut maksimal.
  • Periksa kadar gula darah lebih dulu -diabetesi dianjurkan memiliki alat pengukur kadar gula darah. Bila Anda pengguna insulin, berolahragalah setelah makan. Usahakan memeriksa kadar gula darah sebelum, selama, dan setelah olahraga. Jika kadar gula darah 220-240 mg/dl, kurangi porsi olahraga. Jika lebih dari 240, berhentilah. Jika diabetesi tapi bukan pengguna insulin, tetap cek kadar gula darah sebelum dan sesudah olahraga.
  • Periksa kaki Anda sebelum dan sesudah berolahraga. Kurangi risiko luka dengan mengenakan sepatu yang nyaman dan lakukan jenis olahraga yang tak terlalu berat.
  • Periksa urin atau darah untuk mengetahui kadar keton sebelum berolahraga. Sebaiknya tunda berolahraga jika gula kadar gula darah lebih besar dari 250 mg/dl dan terdapat keton.
  • Waspada terhadap 'tanda-tanda bahaya' yang ditunjukkan oleh tubuh. Misalnya, bila Anda merasa pusing atau seperti akan pingsan, segera hentikan olahraga, lalu minum jus jeruk, soda non-diet, atau tablet glukosa. Reaksi insulin dapat timbul selama Anda berolahraga atau 12 jam yang mengikutinya.


Jenis Olahraga Bagi Penderita Diabetes

Jenis-jenis olahraga yang baik dan dianjurkan untuk penderita diabetes antara lain:
  • Aerobik. Latihan aerobik membuat jantung dan tulang kuat, mengurangi stress dan meningkatan aliran darah. Aerobik juga menurunkan risiko DM tipe 2, penyakit jantung dan stroke dengan menjaga kadar gula, kolesterol dan tekanan darah dalam rentang normal. Lakukan latihan aerobik selama 30 menit minimal 5 kali seminggu. Jika Anda belum terbiasa berolah raga, lakukan 5- 10 menit sehari, lalu tingkatkan secara bertahap setiap minggu. Contoh latihan aerobik yang dapat dilakukan adalah berjalan cepat, berdansa atau mengikuti kelas aerobik. Jika Anda memiliki masalah pada saraf kaki atau sendi lutut, sebaiknya Anda mengurangi beban pada kaki dengan memilih berenang, bersepeda atau mendayung.
  • Stretching (Peregangan). Stretching atau peregangan dapat mencegah kram otot, kekakuan dan cedera otot. Beberapa jenis latihan fleksibilitas seperti yoga dan tai chi melibatkan meditasi dan teknik bernapas sehingga mengurangi stress. Lakukan latihan peregangan 5–10 menit sebelum berolah raga (pemanasan) dan lakukan lagi setelah berolah raga (pendinginan).
  • Weight Lifting (Angkat Beban). Latihan angkat beban dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang dan otot sambil membakar lemak, serta menjaga kepadatan tulang. Lakukan latihan beban 2-3 kali seminggu sebagai tambahan latihan aerobik. Latihan beban dapat dilakukan dengan sit up, push up, mengangkat barbel di rumah atau menggunakan alat-alat latihan di pusat kebugaran.
  • Aktivitas lain. Selain berolah raga, aktivitas fisik dapat juga dilakukan sambil melakukan kegiatan sehari-hari secara ekstra, misalnya:
    • Bangun dari tempat duduk untuk mengganti saluran TV daripada menggunakan remote control.
    • Berjalan cepat atau bersepeda saat ada kesempatan.
    • Berkebun, membersihkan rumah dan mencuci mobil sendiri.
    • Bermain dengan anak-anak.
    • Memilih naik tangga dari pada naik escalator atau elevator.
    • Mengajak anjing peliharaan berjalan-jalan.
    • Parkir mobil di tempat yang jauh dari pintu masuk mal.
    • Saat di pasar swalayan, berjalan menyusuri setiap lorong yang ada.

Olahraga yang tepat dan rutin ditambah pola makan yang sehat dan seimbang akan membuat produksi insulin terkontrol dan kadar gula darah stabil. Yang penting, kedua hal ini tidak hanya dilakukan sementara, tapi dilakukan secara rutin dan jadikanlah sebagai gaya hidup. Anda pun dapat menjalani hidup secara aktif dan optimis meskipun menderita diabetes. Itulah informasi tentang olahraga untuk penderita diabetes yang bisa Diabetes Center berikan, semoga bermanfaat.

Saturday, November 16, 2013

Cara Alami Mengobati Diabetes

Saturday, November 16, 2013 - 0 Comments

Cara mengobati diabetes tidaklah harus selalu dilakukan dengan obat-obatan kimia. Karena Pengobatan diabetes dapat dilakukan secara alami dan menggunakan bahan-bahan yang alami pula. Diabetes sendiri merupakan salah satu penyakit metabolit di mana terjadi peningkatan secara terus menerus kadar glukosa dalam darah. Hal ini terjadi karena terjadinya gangguan pada produksi hormon insulin yang mengolah glukosa atau mungkin karena kurangnya sensitifitas tubuh terhadap hormon insulin tersebut.

Cara mengobati diabetes secara alami dapat dilakukan dengan menggunakan sayuran yang sering kita masak dan dengan rempah-rempah yang mungkin sudah ada disekitar rumah anda. Berikut akan kami uraikan beberapa sayuran dan rempah-rempah yang bisa digunakan untuk mengobati diabetes secara tradisional.

1. Bawang putih

Bahan alami yang dapat digunakan dalam cara mengobati penyakit diabetes secara tradisional adalah bawang putih. Bawang putih memang sudah terbukti khasiatnya dalam memperbaiki sel-sel pankreas dan juga merangsang produksi insulin dalam tubuh. Namun, sayangnya masyarakat sampai saat ini masih belum menyadari mengenai manfaat bawang putih ini.

2. Brotowali (Tinaspora Crispa )

Tanaman brotowali mengandung senyawa aktif tinokrisposid berkhasiat mempercepat keluarnya glukosa melalui peningkatan metabolisme atau disimpan secara langsung sebagai lemak. Penelitian dari RS King Chulalangkorn di Thailand terhadap 36 pasien yang diberi ekstrak brotowali menunjukkan penurunan gula darah yang signifikan. Bagian yang paling sering digunakan dari brotowali adalah batang dan akarnya yang secara tradisional direbus untuk diminum. Uji klinis menunjukkan brotowali tidak beracun sehingga aman dikonsumsi.

3. Buncis

Sayur buncis yang rasanya enak ini ternyata bisa menurunkan kadar gula dalam darah hingga batas normal karena zat-zat yang terkandung di dalamnya mampu meningkatkan produksi insulin. Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh kita dari organ tubuh yang dinamakan pankreas yang fungsinya menurunkan kadar gula dalam darah, sebaiknya sering-seringlah mengkonsumsi buncis.

4. Ginseng

Ginseng ini sudah terkenal dapat meningkatkan stamina khasiat lainnya juga bisa menurunkan kadar gula dalam darah.

5. Gymnema Sylvestre

Gymnema adalah tanaman merambat seperti sirih yang tumbuh di hutan tropis. Daunnya bulat telur (elips) dan bunganya berwarna kuning kecil berbentuk seperti lonceng. Bahan aktif tanaman ini, asam gymnemic, diekstrak dari daun dan akar, dan membantu menurunkan dan menyeimbangkan tingkat gula darah. Bentuk unik molekul asam gymnemic mirip dengan glukosa sehingga memungkinkannya mengisi reseptor sel pada lapisan usus untuk mencegah penyerapan molekul gula.

Ekstrak tanaman ini dapat menjadi pengganti yang sangat baik untuk obat penurun gula darah karena membantu pankreas memproduksi insulin pada diabetes tipe 2 (di mana tubuh penderita memproduksi terlalu sedikit insulin atau tidak mampu menggunakan insulin secara efisien). Gymnema juga meningkatkan kemampuan mengendalikan kadar gula darah pada diabetes tipe 1 dengan cara memperbaiki sel beta pankreas dan merangsang pembentukan insulin.

6. Kayu manis

Kayu manis selain sebagai bumbu dapur berkhasiat menghambat radikal bebas yang dapat berbahaya bagi ketahanan tubuh usahakan sering menambahkan kayu manis dalam masakan kita sehari-hari.

7. Lidah buaya

Lidah buaya memang tanaman dengan berbagai khasiat bagi kesehatan. Lidah buaya dapat membantu anda mengatasi jerawat, menghilangkan bekas jerawat dan untuk kali ini, lidah buaya dapat digunakan dalam cara mengobati penyakit diabetes. Lendir yang terdapat pada daun lidah buaya ternyata dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan dan oleh karena itu tak heran jika banyak orang yang kemudian membudidayakan tanaman ini sebagai salah satu tanaman obat.

8. Mengkudu

Khasiat mengkudu dapat memperbaiki reseptor insulin yang tidak berfungsi dengan baik caranya ambil 2 buah mengkudu yang sudah matang lalu parut dan peras dengan kain yang bersih dan minumlah sarinya.

9. Pare (Momordica charantia)

Pare adalah sayuran tropis dibudidayakan secara luas di Asia, Afrika dan Amerika Selatan, dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat diabetes. Pare mengandung steroid saponin yang dikenal sebagai charantin, peptida yang menyerupai insulin. Senyawa aktif ini meningkatkan regenerasi sel-sel, merangsang sekresi insulin di pankreas, dan merangsang penyimpanan glikogen di liver yang secara keseluruhan berdampak menurunkan gula darah pada pasien diabetes tipe 2.

Cara tradisional mengkonsumsi pare sebagai jamu adalah dengan memerasnya sebagai jus. Seperti brotowali, rasanya pahit sekali. Berhati-hati jangan terlalu banyak mengkonsumsi pare, karena dapat menyebabkan sakit perut dan diare. Minum dalam porsi sedikit, misalnya setengah gelas, namun teratur lebih baik bagi kesehatan. Selain itu, penderita diabetes yang mengkonsumsi obat hipoglikemik (seperti klorpropamid, glyburide, atau phenformin) atau insulin juga harus berhati-hati mengkonsumsi pare, karena dapat memperkuat efektivitas obat sehingga menyebabkan hipoglikemia berat.

10. Rimpang kunyit

Cara mengobati penyakit diabetes yang dapat anda lakukan dengan rimpang kunyit. Dalam rimpang kunyit memang mengandung beberapa zat yang dapat membantu mengontrol kadar gula dalam darah. Selain itu, kurkumin dalam kunyit ini pun dapat meningkatkan nafsu makan anda. Cara mengolah rimpang kunyit dalam pengobatan diabetes dapat anda lakukan dengan merebus 3 rimpang kunyit dengan ½ sendok makan garam dalam 1 liter air. Tunggu hingga mendidih kemudian saring. Minum sari rimpang kunyit tersebut minimal 2 kali dalam seminggu.

Selain dengan beberapa bahan alami di atas, anda dapat menyempurnakannya dengan melakukan olahraga atau senam diabetes. Itulah uraian yang dapat Diabetes Center berikan mengenai cara alami mengobati diabetes. Mudah-mudahan informasi ini bisa bermanfaat menyembuhkan penyakit diabetes yang mungkin tak kunjung sembuh.

Thursday, November 14, 2013

Faktor Risiko dan Penyebab Diabetes Gestasional

Thursday, November 14, 2013 - 0 Comments

Diabetes gestasional adalah diabetes atau penyakit tingginya kadar gula dalam darah yang terjadi selama proses kehamilan. Diabetes gestasional ini terjadi pada sekitar 4% dari jumlah total ibu-ibu hamil di seluruh dunia.

Faktor Risiko Diabetes Gestasional

Faktor yang memperbesar terjadinya penyakit diabetes gestasional pada ibu-ibu hamil di antaranya adalah obesitas, tekanan darah tinggi (atau komplikasi lain), pernah melahirkan bayi dengan berat yang besar (lebih dari 4 kg), pernah melahirkan bayi yang cacat, pernah mengalami penyakit diabetes gestasional sebelumnya, mempunyai keluarga yang menderita diabetes, berasal dari suku bangsa tertentu (Afrika, latin, Asia, dan Amerika), dan hamil saat berusia di atas 30 tahun.

Penyebab Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Karena plasenta terus berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang telah terjadi.

Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Friday, October 25, 2013

Cara Merawat Kaki Bagi Penderita Diabetes

Friday, October 25, 2013 - 0 Comments

Perawatan kaki sangat penting bagi penderita diabetes. Sebab seseorang dengan diabetes lebih rentan mengalami masalah kaki. Hal ini karena diabetes merusak saraf dan mengurangi aliran darah di kaki. Bahkan salah satu komplikasi kronis dari diabetes adalah terdapat pada kaki penderita. Sering kita jumpai penderita mengeluhkan kakinya yag menjadi kebas, sakit, dingin, perubahan warna (menjadi pucat atu biru) dan luka yang sukar sembuh. Luka yang kecil pada kaki penderita diabetes dapat menjadi ulkus dan ganggren. Gangren terjadi karena kadar gula darah yang tinggi menurunkan kekebalan tubuh dan terjadinya penyumbatan pembuluh darah sehingga aliran darah ke kaki atau tungkai terganggu. Sedikit luka di kaki dapat menjadi infeksi yang berkepanjangan, diikuti dengan munculnya borok yang membusuk dan dapat meluas. Jika luka sudah parah, bisa saja diharuskan melakukan amputasi. Oleh karena itu diperlukan perawatan kaki yang baik untuk mencegah hal tersebut.

Untuk mencegah terjadinya masalah pada kaki penderita diabetes, penderita harus melakukan beberapa perawatan yang intensif terhadap kakinya. Berikut beberapa cara merawat kaki bagi penderita diabetes.

1. Periksa kaki Anda setiap hari
Perhatikan sela-sela jari kaki dan telapak kaki Anda. Periksa kaki secara rutin setiap hari, bila tidak bisa memeriksa sendiri mintalah bantuan orang lain atau Anda dapat menggunakan cermin sebagai alat bantu.

Penderita diabetes harus memperhatikan benar-benar apakah pada kakinya terdapat luka, lecet, goresan, pembengkakan atau ada masalah kaki lain yang bisa memicu masalah lebih besar. Jika ada luka pada kaki atau hal mencurigakan lainnya, yang meski tampaknya sepele, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

2. Bersihkan Kaki
Perawatan kaki bagi penderita diabetes yang paling penting adalah dengan menjaga kebersihannya. Dengan menjaga kebersihan kaki maka akan mengurangi risiko terjadinya infeksi dan hal lain yang tak diinginkan. Berikut adalah cara yang benar untuk membersihkan kaki bagi penderita diabetes:
  • Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi.
  • Segera keringkan kaki dan sela-sela jari kaki sehabis mencucinya. Tepuk-tepuk perlahan dengan handuk, jangan menggosok-gosok.
  • Berilah pelembab pada kaki agar terhindar dari kulit kering dan pecah-pecah.
  • Jika terdapat masalah ( kulit kering, kulit bersisik, kulit pecah, luka, kutil atau trauma ) segera hubungi dokter. Jangan mencoba mengobati penyakit sendiri.

3. Memotong kuku dengan teknik yang benar dan tepat
Jangan biarkan kuku kaki Anda panjang dan tidak terawat, Anda harus memotongnya minimal 1 kali dalam seminggu. Naumun, untuk melakukannya Anda perlu mengetahui teknik yang benar dan tepat. Brikut teknik memotong kuku yang benar:
  • Potonglah kuku setelah mandi dimana kuku menjadi lebih lembut.
  • Jangan mencoba memotong seluruh kuku dalam satu potongan.
  • Jangan memotong kuku terlalu pendek.
  • Jika kuku nyeri atau sulit dipotong, hubungi podiatris (dokter ahli kaki).

4. Pakailah alas kaki
Pastikan Anda tidak bertelanjang kaki ke manapun melangkah, meski itu di dalam rumah. Dengan memakai alas kaki saat berjalan maka bisa melindungi kaki dari berbagai kemungkinan luka atau hal membahayakan lainnya.

5. Pilih kaus kaki yang tepat
Jikalau Anda enggan memakai sepatu di rumah, mungkin Anda bisa mengenakan kaus kaki yang bisa menghangatkan kaki Anda sepanjang waktu. Gunakan kaus kaki dari bahan wol atau katun sehingga dapat menyerap keringat dan menjaga kaki tetap kering dan gantilah setiap hari. Jangan lupa, pilih kaus yang nyaman dipakai sehingga tidak mengiritasi kulit.

6. Gunakan sepatu yang pas dan nyaman
Sepatu yang digunakan hendaknya sesuai ukuran sehingga akan memberikan kenyamanan pada saat memakainya. Belilah sepatu yang ukurannya tepat dan diikat dengan tali, carilah sepatu yang mengikuti bentuk kaki, tinggi hak sepatu sebaiknya dibawah 5 cm. Berhati-hatilah saat mengenakan sepatu, pastikan bahwa tidak ada sesuatu dalam sepatu saat Anda memakainya, pastikan juga sepatu yang dikenakan tidak akan membuat kaki terluka atau melepuh.

Perlu diketahui, saat ini sepatu khusus untuk pasien diabetes juga telah beredar di pasaran. Jangan lupa, setiap kali akan mengenakan sepatu goyangkan sepatu untuk menghilangkan kerikil atau objek lain yang bersembunyi di dalam sepatu.

7. Hindari pengobatan sendiri
Apabila ada luka kecil karena terpotong, Anda harus membersihkan daerah luka dengan antiseptik, kemudian tutup luka dengan kain bersih dan kering. Penggunaan obat merah (iodium) harus dihindari karena warna obat dapat menyembunyikan tanda-tanda peradangan dan infeksi. Jangan menggunakan alat penghilang rasa, obat kutil maupun minyak.

Namun sebaiknya, pada saat menemukan masalah dengan kaki, jangan melakukan pengobatan sendiri. Lebih baik pasien diabetes dibawa ke dokter. Meskipun masalahnya sepele seperti sedikit luka bakar atau perih, jangan diobati sendiri.

8. Melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin
Selain merawat kaki bagi penderita diabetes (yang bisa dilakukan sendiri di rumah), pasien diabetes juga perlu memeriksakan kakinya ke dokter secara rutin sambil memeriksakan kadar gula darahnya. Dokter akan memeriksa denyut nadi kaki Anda, sensibilitas dan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada kaki Anda.

Cara Mencegah Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup untuk mempertahankan tingkat glukosa darah normal, atau tubuh Anda tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan (resistensi insulin). Pankreas (kelenjar besar di belakang perut) memproduksi hormon insulin, yang mengalirkan glukosa dari darah ke dalam sel, di mana glukosa diubah menjadi energi.

Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang hanya terjadi pada orang dewasa. Penyebab utama dari jenis diabetes ini adalah obesitas atau kegemukan. Berikut ini adalah cara mencegah diabetes type 2.
  • Asam lemak omega-3
    Asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam makanan seperti ikan, dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Konsumsi setidaknya satu porsi makanan laut sekali seminggu untuk mencegah diabetes type 2 ini.
  • Kayu manis
    Seperti ditulis dalam penelitian di Journal of American Board of Family Medicine kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah. Selain itu, kayu manis juga kaya akan nutrisi yang disebut polifenol. Oleh karenanya, rempah-rempah beraroma ini dapat membantu insulin melakukan tugasnya dengan lebih efektif. Taburkan kayu manis bubuk ke dalam semangkuk oatmeal dan mulailah menyambut pagi Anda dengan menu sehat ini.
  • Mengontrol berat badan
    Sebuah studi baru yang diterbitkan di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menyatakan bahwa dengan mengontrol berat badan, Anda bisa menurunkan resistensi insulin dan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2. Untuk mencegah diabetes, kita setidaknya membutuhkan dua setengah jam dalam seminggu untuk melakukan pembakaran glukosa melalui latihan kardio seperti berlari, bersepeda, atau berenang.
  • Serat
    Batasi memakan atau meminum sesuatu yang manis untuk memperlambat aliran glukosa ke dalam darah. Ketika Anda menginginkan sesuatu yang manis, Anda bisa memilih buah yang kaya serat seperti raspberry atau pir. Dan mempertimbangkan untuk mulai mengonsumsi beras merah sebagai menu harian Anda. Makan dua porsi atau lebih beras merah dalam seminggu dapat menurunkan risiko diabetes sebesar 11 persen.
  • Stress
    Stres kronis merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit serius, termasuk diabetes type 2. Ketika tubuh Anda merasakan stres, ia akan melepaskan hormon yang meningkatkan gula darah. Untuk itu, lakukan latihan pernapasan atau meditasi secara rutin, mendengarkan musik yang menenangkan atau mendapatkan pijatan yang dapat mengurangi hormon stres dan membantu menurunkan gula darah secara keseluruhan.
  • Tidur yang cukup
    Kurang tidur dapat memicu resistensi insulin, terutama bagi orang yang secara genetik cenderung terkena diabetes. Sebuah studi di University of Chicago menemukan bahwa mereka yang secara teratur tidur kurang dari enam jam setiap malam berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2. Cobalah untuk tidur setidaknya tujuh jam saat malam.
  • Vitamin D
    Vitamin D dapat menjadi faktor kunci dalam memerangi diabetes, khususnya diabetes tipe 2. Sebuah ulasan yang dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan bahwa orang yang kekurangan vitamin D berisiko terkena diabetes tipe 2. Konsumsi setidaknya 1.000 sampai 2.000 IU vitamin D per hari untuk mencegah diabetes tipe 2. Anda bisa menemukan kandungan vitamin ini dalam susu, ikan, atau suplemen.
Itulah beberapa cara mencegah diabetes tipe 2, semoga bermanfaat untuk anda. Ingatlah lebih baik mencegah daripada mengobati.

Wednesday, October 23, 2013

Penyebab Diabetes Tipe 2

Wednesday, October 23, 2013 - 0 Comments

Diabetes tipe 2 terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup untuk mempertahankan tingkat glukosa darah normal, atau tubuh Anda tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan (resistensi insulin). Pankreas (kelenjar besar di belakang perut) memproduksi hormon insulin, yang mengalirkan glukosa dari darah ke dalam sel, di mana glukosa diubah menjadi energi.

Pada diabetes tipe 2, ada beberapa alasan mengapa pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup. Pada orang sehat, pankreas melepaskan insulin untuk membantu tubuh menyimpan dan menggunakan gula dari makanan yang Anda makan. Diabetes terjadi ketika salah satu dari hal berikut terjadi:
  • Ketika pankreas tidak memproduksi insulin samasekali.
  • Ketika pankreas menghasilkan sedikit insulin.
  • Ketika tubuh tidak merespons dengan tepat terhadap insulin, suatu kondisi yang disebut "resistensi insulin".

Tidak seperti penderita diabetes tipe 1, penderita diabetes tipe 2 menghasilkan insulin, namun insulin tidak mensekresikan pankreas mereka dengan cukup baik atau tubuh tidak mampu mengenali insulin dan tidak menggunakannya dengan benar (resistensi insulin). Bila tidak ada cukup insulin atau insulin tidak digunakan sebagaimana mestinya, glukosa (gula) tidak bisa masuk ke sel-sel tubuh dan menumpuk dalam aliran darah. Ketika glukosa menumpuk dalam darah, itu menyebabkan kerusakan di beberapa bagian tubuh juga akan mengakibatkan sel-sel tidak mendapatkan glukosa yang mereka butuhkan, mereka tidak bisa berfungsi dengan baik.

Peran Insulin dalam Penyebab Diabetes Tipe 2

Tubuh Anda terdiri dari jutaan sel. Untuk membuat energi, sel-sel ini membutuhkan makanan dalam bentuk yang sangat sederhana. Ketika Anda makan atau minum, banyak makanan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut "glukosa." Kemudian, glukosa diangkut melalui aliran darah ke sel-sel di mana dapat digunakan untuk menyediakan energi yang dibutuhkan tubuh untuk aktivitas sehari-hari.

Jumlah glukosa dalam aliran darah secara ketat diatur oleh insulin dan hormon lainnya. Insulin selalu dikeluarkan dalam jumlah kecil oleh pankreas. Bila jumlah glukosa dalam darah meningkat ke tingkat tertentu, pankreas akan melepaskan lebih banyak insulin untuk mendorong lebih banyak glukosa ke dalam sel. Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam darah (kadar glukosa darah) menurun. Orang dengan diabetes tidak bisa membuat insulin atau sel tubuh mereka tidak lagi mampu mengenali insulin, yang menyebabkan gula darah tinggi

Faktor Penyebab Diabetes Type 2

Diabetes tipe 2 diyakini memiliki link genetik yang kuat, yang berarti bahwa ia cenderung berjalan dalam keluarga. Beberapa gen sedang dipelajari yang mungkin berhubungan dengan penyebab diabetes tipe 2. Jika Anda memiliki salah satu dari faktor penyebab diabetes type 2 berikut, penting bagi Anda untuk meminta dokter Anda melakukan tes diabetes. Dengan diet diabetes yang tepat dan kebiasaan gaya hidup sehat, bersama dengan obat diabetes (jika diperlukan), Anda dapat mengelola diabetes tipe 2 seperti Anda mengelola area lain dari kehidupan Anda. Pastikan untuk terus mencari informasi terbaru tentang diabetes tipe 2 saat Anda menjadi advokat kesehatan Anda sendiri.

Faktor penyebab diabetes tipe 2 adalah sebagai berikut:

  • Tekanan darah tinggi
  • Kadar trigliserida darah tinggi
  • Gestational diabetes atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon
  • Diet tinggi lemak dan karbohidrat
  • Asupan alkohol yang tinggi
  • Gaya hidup
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Etnis: Kelompok-kelompok tertentu, seperti Afrika Amerika, penduduk asli Amerika, Hispanik Amerika dan Jepang-Amerika, memiliki risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan kulit putih non-Hispanik.
  • Usia: Bertambahnya usia merupakan faktor risiko yang signifikan untuk diabetes tipe 2. Risiko mengembangkan diabetes tipe 2 mulai meningkat secara signifikan pada usia 45 tahun dan naik jauh setelah usia 65 tahun.

© 2013- Diabetes Center. All rights reserved.